Kamis, 26 September 2013

Papua Oh Papua - Kaimana Kota Senja

Dengan menumpang pesawat Wings Air berbaling-baling dengan kapasitas 50 seat, sampailah kami di Kaimana, salah satu kabupaten di propinsi Papua Barat.

Sebelumnya kami sempat transit di kab.Nabire.Di Nabire, saya ketemuan dengan sikampong, orang Sinjai, k hj.Ani dan sahabat saya Ira, dll, yang menunggu saya di bandara.Saking pengennya ketemu, bela-belain menunggu beberapa jam di bandara.Wah, gakk nyangka bisa ketemu di bandara Nabire.Sebenarnya, saya ingin sekali memenuhi ajakan mereka untuk singgah di Nabire, tapi apalah daya, pekerjaan menuntut saya untuk tetap bersama rombongan, hehehe.Saya malah dikasih oleh2, Jeruk khas Nabire, yang rasanya manisss!

Ada pengalaman berkesan yang gak bakalan saya lupa, tentang menumpang pesawat.Baru kali ini saya naik pesawat serasa naik bus! Sumpah! Gerahhh, mana ribut lagi, karena suara dari baling-baling pesawat.Suara mesin meraung-raung serasa mau meledak. AC agaknya kurang berfungsi dengan baik.Untungnya, seat saya paling depan dan dekat jendela, jadi perasaan deg-degan serrr karena suara ribut dari baling-baling bisa ‘agak’ teratasi dengan melihat pemandangan alam Papua dari atas pesawat.Dan baru kali ini, naik pesawat serasa pengen muntah!Saya malah sempat-sempatnya berkelakar dengan teman serombongan, kalau naik pesawat kali ini sama dengan naik bus, bedanya, kita gak bisa buka jendela, hehehe.Tapi sebenarnya, dari awal saya sudah mempersiapkan diri naik pesawat twin otter berkapasitas 12 seat, yang naiknya harus timbang berat badan dulu.Ternyata di luar ekspektasi saya.Saya malah sudah tidak sabaran ingin menikmati Senja di Kaimana.
Kelegaan luar biasa baru terasa ketika landing.Pas mau landing aja, saya nyari-nyari landasan, gakk keliatan, sementara pesawat semakin terbang rendah di atas permukaan laut, omg! Ternyata landasannya sejajar dengan laut.
Kaimana dari atas pesawat
pas mau landing
Welcome, Kaimana!
Udara Kaimana siang itu begitu panas.Saya lupa membawa sunglasses.Sepanjang perjalanan dari bandara ke penginapan, saya tak lepas mengamati pemandangan yang kami lalui.Menarik memang memerhatikan bagaimana bangunan pemerintah, rumah-rumah penduduk, orang-orang dan kehidupan masyarakat daerah yang mendapat Otonomi Khusus ini.Jalan yang kami lalui cukup baik kondisinya, stadion Triton-nya cukup luas meski dengan kondisi yang kurang terawat.Di dekat penginapan kami terdapat beberapa gereja dan mesjid yang termasuk bangunan terbaik.Menariknya lagi, penginapan kami juga dekat dengan Pelabuhan dan Pasar.Yuhuuu....

Gereja adalah salah satu bangunan terbaik
Pagi-pagi sekali saya bangun.Sengaja, karena ingin mengambil gambar dan menikmati suasana kota Kaimana di pagi hari.Di Kaimana, terdapat taman kota.Konsepnya cukup menarik.Di dinding taman terdapat relief buatan yang menceritakan tentang Kaimana, termasuk tentang sejarah masuknya Islam di Kaimana dan kerukunan umat beragama di Kaimana.Di tengah taman terdapat perahu buatan.Dan tempat buat duduk.Spot yang menarik buat berfoto.
centre point of Taman Kota Kaimana

Taman Kota dengan latar pegunungan

Relief di Taman Kota yang mengisahkan tentang kerukunan umat beragama di Kaimana
Prasasti peresmian Taman Kota
 Pagi itu, menghirup segarnya udara Kaimana.Kendaraan memang tidak begitu banyak di daerah ini.Berjalanlah saya menuju taman kota.Pelajar yang berangkat sekolah.Memerhatikan anak-anak yang bermain bola.Jadi teringat anak saya di rumah! Ada pula petugas kebersihan dengan rompi khusus, yang lagi nyapu2 di sekitar taman.Sampahnya sih didominasi ampas pinang bekas nyirih yang meninggalkan bekas kemerah-merahan di jalan.
anak-anak bermain bola
ibu-ibu lagi menggelar dagangan di pagi hari yang sejuk, Sirih+Pinang!
Sorenya,seusai match, saya lalu mengajak teman serombongan untuk berburu sunset! Ke Kaimana tapi tak menikmati indahnya sunset rugi banget menurutku.Karena sudah amat sangat sore, kami berlari-lari dari penginapan menuju sekitar pelabuhan yang tidak jauh dari penginapan untuk berburu sunset yang hampir tenggelam.Menikmati Senja di Kaimana dari sudut mana saja memang begitu indah.Tak usahlah saya berkomentar banyak tentang indahnya Senja di Kaimana, tapi silahkan saja menikmati  foto berikut ini J

Senja di Kaimana
siluet of me! :)
Dari hasil ngobrol2 dengan warga setempat.Tahulah saya, jika dalam satu rumah, terdapat dua jenis agama berbeda, itu merupakan hal yang wajar saja di Kaimana.Wah, toleransi beragama yang patut di contoh, karena mereka semua hidup berdampingan secara harmonis dan saling menghormati perbedaan agama.
Orang di Kaimana juga memiliki karakter berbeda dengan orang di Sentani.Meski sama-sama dari Papua namun terdapat beberapa perbedaan.Secara fisik misalnya, orang lokal di Sentani rata-rata bertubuh besar subur, dengan bau badan yang khas.Di Kaimana, bau badannya tak terlalu.Warna kulit juga ‘agak’ berbeda dibanding penduduk lokal Sentani.Di Kaimana juga banyak warga pendatang yang telah mendiami daerah tersebut selama berpuluh-puluh tahun.Bahkan ketemu dengan orang asli Sinjai yang mengajak kami makan malam dengan suguhan ikan bakar di rumahnya.Alhamdulillah!

bentuk rumah dan penduduk lokal Kaimana
Menikmati Santapan Ikan Bakar di rumah salah seorang penduduk yang merupakan orang asli Sinjai

Rasanya berada di Kaimana itu menyenangkan dan aman! Saya berani menerima tantangan untuk muter-muter Kaimana sendirian.Namun, sayangnya masih belum ada transportasi yang memadai untuk muter-muter Kaimana.Apalagi yang menarik tentang Kaimana? Teluk Triton! Lagi-lagi karena alasan waktu, menikmati keindahan teluk Triton harus diurungkan.Padaal kami harus rugi waktu seharian karena pesawat menuju Makassar yang tertunda hingga keesokan harinya.Oleh pihak maskapai, kami lantas dibawa ke penginapan yang berbeda dari sebelumnya.Penginapan kali ini tidak terlalu jauh dengan bandara, dekat pula dengan pantai.Namun, guess what? Apa yang saya lakukan guna menghabiskan sisa waktu di Kaimana? Jalan-jalan? Ah, tidak! Tidur dari siang hingga keesokan paginya! Rasa letih baru terasa, sejak perjalanan yang dimulai dari Sentani hampir seminggu sebelumnya ditambah dengan jadwal padat dan perjalanan yang ‘super’ sekali.Saya memilih nge-cash energi.Karena besok, perjalanan ke Makassar akan transit di Ambon selama 4 jam, belum lagi jika delay, dannn lanjut Sinjai by bus pada hari yang sama! Goodbye Kaimana! J

1 komentar: