Minggu, 29 September 2013

Monumen Nani Wartabone


Mengunjungi suatu kota rasanya kurang sreg jika tidak mengabadikan icon kota tersebut.Bisa jadi icon daerah tersebut berupa bangunan, tempat wisata, atau monumen.

Monumen Nani Wartabone
 Pertengahan tahun ini, untuk kedua kalinya melakukan PerDin alias Perjalanan Dinas ke Gorontalo.Salah satu propinsi di Pulau Sulawesi yang terletak di bagian utara, dekat dengan Manado.
Sore hari, teman saya minjam motor teman pemilik penginapan.Muter-muterlah kami keliling Gorontalo.Ini sore terakhir karena besok rombongan sudah harus balik ke Makassar.Di pusat kota, tepatnya di Alun-alun Gorontalo, singgahlah kami sejenak.Monumen Nani Wartabone tampak berdiri ‘gagah’.Banyak yang berubah sejak kunjungan saya yang pertama di tahun 2009 lalu.Rasanya suasana terasa lebih luas karena letak monumen ini ‘nyambung’ dengan alun-alun Gorontalo.Sore itu suasana keliatan sepi.Hanya beberapa orang yang duduk-duduk santai juga seorang anak muda yang bermain skateboard.
Nani Wartabone adalah (lahir 30 Januari 1907, meninggal 3 Januari 1986), yang dianugerahi gelar “Pahlawan Nasional Indonesia” pada tahun 2003, adalah putra Gorontalo dan tokoh perjuangan dari provinsi Gorontalo.Perjuangannya dimulai ketika ia mendirikan dan menjadi sekretaris Jong Gorontalo di Surabaya pada 1923. Lima tahun kemudian, ia menjadi Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) Cabang Gorontalo. Tiga tahun sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, ia bersama masyarakat setempat terlebih dulu memproklamasikan kemerdekaan Gorontalo, yaitu pada tanggal 23 Januari 1942.

Prasasti peresmian
 Di dekat monumen terdapat prasasti peresmian.Monumen tersebut diresmikan oleh gubernur Sulawesi Utara, pada tahun 1987, hmm..tiga tahun setelah kelahiran saya.Hehe.Karena di pusat kota, menemukan monumen ini cukup mudah.so, jika ke Gorontalo di Bumi Karawang, sempatkan jalan-jalan kesini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar