Kamis, 07 November 2013

Ada 'Prancis' di Serui


Serui adalah salah satu kabupaten yang terletak di Pulau Yapen Waropen, terletak di propinsi Papua Barat.Ke Serui ketika itu masih dalam rangka meliput tim bola Sinjai, Perssin, yang saat itu melakukan laga tandang dalam kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2013.

dua buah mesin masing berkapasitas 200 siap membawa kami melaju bersama seppedboat menuju Pulau Yapen Waropen

meninggalkan Pulau Biak menuju Serui di Pulau Yapen Waropen

perpaduan yang indah...

Terdapat beberapa alternatif ke Serui, bisa melalui udara dengan pesawat baling-baling berkapasitas 12 penumpang, yang terbangnya harus memerhatikan kondisi cuaca Papua yang ekstrim.Terbangnya sekitar 20-30 menit atau tergantung cuaca.Bisa juga melalui laut dengan kapal maupun speed boat.Pilihan ke Serui akhirnya jatuh kepada speedboat.Dengan pertimbangan speedboat biaya cukup murah dibanding naik pesawat, cukup aman meski harus menempuh perjalanan selama 6-7 jam tanpa henti!

breefing singkat dan doa sebelum berangkat
Subuh saya sudah bersiap, semalam sebelumnya saya sudah packing, jadi pagi hari tidak perlu terburu-buru.Semua anggota rombongan diminta membawa barang seperlunya saja.Barang-barang lainnya disimpan dalam sebuah kamar di penginapan.Karena, dari Serui kami masih akan kembali ke penginapan ini.Selain karena speed boat yang kapasitas muatan terbatas, sementara  anggota rombongan saja sebanyak 25 orang.


Seusai sarapan di penginapan, rekan-rekan bergegas menaikkan barang ke bus yang siap mengantarkan kami ke pelabuhan.Meski sebenarnya jaraknya cukup dekat.Bersyukur, perhatian dari salah seorang pejabat di Biak yang orang Sinjai, sangat membantu dan mendukung kami selama persiapan menuju ke Serui.

naiknya satu persatu

 Di pelabuhan, segera kami satu persatu naik keatas speedboat, sebelumnya barang-barang terlebih dahulu dinaikkan.Mesin dinyalakan, dan kami pun melaju menuju ke Pulau Yapen Waropen.
Excited! Tentu saja, karena ini pertama kalinya saya naik speedboat, di perairan Teluk Cendrawasih pula, yang merupakan salah satu tempat menyelam favorit para divers.
suasana di dalam speedboat, ruang duduk yang cukup nyaman
Speedboat yang kami tumpangi, meski kecil namun cukup nyaman.Terdapat ruangan dengan sofa cukup empuk dilengkapi AC, tempat masak air, toilet dan sebuah ruangan untuk tidur-tiduran, dan tempat di luar di dekat ruang kemudi yang bisa buat nongkrong-nongkrong sambil menikmati angin laut Papua.Kemudinya dilengkapi dengan GPS.Beberapa kali saya mondar-mandir  antara ruang duduk dengan tempat terbuka di dekat ruang kemudi.Bosan duduk, saya masuk ke dalam ngemil atau makan pop mie sebagai makan siang atauu dengar musik sambil selonjoron di sofa ihh gak sopan yah..hihihi.
belajar nyetir pake GPS
Di perjalanan, sempat melihat lumba-lumba.Sayangnya, tidak sempat terekam kamera saya.Perjalanan cukup menyenangkan dan mengenyangkan dengan cemilan setumpuk,hehehe.Setelah hampir sampai, laju mesin diperlambat.Beberapa pulau-pulau dengan pepohonan hijaunya tampak asri.Namun, sayangnya ketika itu air surut jadi speed boat tidak dapat bersandar penuh di pelabuhan Serui.
 Lebih dari 10 meter jarak speedboat dengan tepian pelabuhan.Air sampai sebatas paha.Gak ada jalan lain selain nyebur dan berbasah-basah.Tapi gak mungkin dong, saya melipat celana jeans hingga sebatas paha.Untunglah,ada teman yang dengan sukarela 'ngangkut' saya.Barang-barang diangkut secara gotong-royong.Saya memang tak punya pilihan waktu itu.

Jarak pelabuhan dengan hotel sangat dekat.Tapi panitia di Serui tetap menyiapkan sebuah bus untuk kami.Di penginapan cukup nyaman, dengan hot shower, bersih-bersih setelah itu lanjut makan siang.Perjalanan yang sangat menantang.Meski sempat turun hujan dengan disertai kilat dan petir, awan hitam tebal bergayut di langit Papua, dan speedboat yang sempat kandas, alhamdulillah, kami tiba dengan selamat.

Welcome Serui.Masyarakat di Serui cukup ramah.Orang asli Serui, tidak seperti kebanyakan Papua asli.Ada istilah, "Prancis" alias Peranakan Cina Serui.Secara fisik, kulit kuning langsat dengan rambut agak keriting.Di Serui sejak dahulu memang didiami oleh pendatang dari beberapa suku.

Pulau di sekitar pulau Yapen
Pelabuhan Serui dengan peti kemas yang berjejeran
aih, harus nyebur nih!

Serui adalah kota kecil.Kalau sore, pasar mulai ramai.Bangunan pemerintah juga cukup baik.Meski sebuah pulau, Serui tetap punya gunung, ya iyalah kan daerah Papua.Dimana-mana ibaratnya pasti ada gunung.Cuaca di sana juga cukup ekstrim.Latihan sore di stadion bolanya, ba'da Ashar, cuaca sudah berkabut.Rekan-rekan serombongan saya, yang sebagian besar pemain bola, harus menjaga kondisi fisik agar tetap fit menghadapi perubahan cuaca yang ekstrim ini.Termasuk saya tentu saja.Menghindari begadang, minum vitamin, dan makan yang teratur.

Sayangnya, saya tidak punya waktu menjelajah Serui.Waktu lowong yang ada saya manfaatkan dengan istirahat guna persiapan perjalanan Serui-Biak yang memakan waktu berjam-jam.Menikmati kota Serui hanya sepanjang perjalanan ke dan dari stadion.Ketika perjalanan itu, kami melewati pemakaman di kota tersebut.Pemakaman antara agama Islam dan Kristen berlokasi di tempat yang sama, hanya dipisahkan oleh jalan saja.Cukup mudah membedakan, tentunya dengan tanda salib di makam kristen dimana sebagian makam kristen cukup megah dan ketika malam menjelang, sebuah lilin atau pelita akan dinyalakan di makam tersebut.

Sore hari jelang magrib, seusai pertandingan, saya menyempatkan diri berjalan menuju ke Pelabuhan Serui.Tak ada sunset karena terhalang oleh gunung.Malamnya, saya ke toko depan hotel.Cari cemilan buat bekal perjalanan balik ke Biak.Di toko ini bukan hanya cemilan dan kebutuhan pokok yang dijual eceran maupun partai besar.Saya malah asyik memerhatikan jejeran botol-botol unik, yang ternyata adalah minuman beralkohol.Harganya pun gak tanggung-tanggung sampai jutaan rupiah dengan berbagai merk.Di Papua, minuman beralkohol memang dijual cukup bebas.bukan hanya di toko seperti yang saya temui di Serui tapi juga di toko sekelas swalayan yang saya temui di Biak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar