Rabu, 02 Oktober 2013

9 Jam Gorontalo-Buol


Kalo ditanya perjalanan darat yang mana paling ‘mengesankan’? Saya akan jawab, perjalanan darat Gorontalo-Buol 9 jam tanpa henti.

 Pernah sih, tour Surabaya-Bali-Malang-Yogya-Bandung-Jakarta.Yang waktu lebih banyak di atas bus, tapi tetap singgah makan-nginap-kunjungan.Perjalanan juga tak terasa karena jalur lurus-lurus saja ditambah suguhan pemandangan dari daerah-daerah yang kami lalui.Tapi, perjalanan menuju ke Buol ini, beda banget! Kami harus menempuh perjalanan darat melalui jalur trans Sulawesi yang sebagian masih dalam tahap perintisan dan  pembangunan.Mana tanjakan plus jalur berkelok-kelok.Belokan di Camba kalah deh! Jalur Enrekang-Tator juga kalah!
Ketika berangkat, saya mempersiapkan diri senyaman mungkin.Celana kain longgar, jilbab pasang, baju kaos yang gak ketat dan menyerap keringat  plus flat shoes dan sandal sebagai cadangan.Cemilan setumpuk.Air minum.Meski saya jarang minum sepanjang perjalanan karena gak pengen ribet cari-cari toilet di jalan.Secara dalam rombongan saya sendirian perempuan, gak mau bikin susah deh!Hihihi...
Jalur menuju Buol, salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah ini, cukup menantang.Hanya sopir-sopir profesional yang saya jamin bisa melalui jalur ini.Belum lepas tanjakan, sudah ada belokan.Badan miring kanan-miring kiri.Niat hati ingin menikmati pemandangan, tapi apa daya, pikiran saya paksa untuk konsentrasi menikmati lagu-lagu biar tidak mual.Belum setengah perjalanan, kami berhenti untuk makan siang bekal yang sudah dipersiapkan.Saya memilih untuk tidak makan karena masih kenyang.Dodol khas Gorontalo jadi pilihan saya.
Perjalanan dilanjutkan, dan saya berusaha untuk enjoy dengan lagu-lagu yang diputar pak sopir yang ternyata adalah seorang anggota Polisi.Orang Pomalaa yang ditugaskan di Buol.Sejam dua jam ngobrol sama pak sopir, lama-lama saling diam-diaman.Keliatan sekali pak sopir konsentrasi bawa mobil dan saya juga deg-degan serrr dengan jalur yang kita lalui, ditambah tidak ingin mengganggu konsentrasinya.
Setelah kurang lebih empat jam perjalanan, kami tiba di perbatasan Sulawesi Tengah.Hmm, saatnya mencari toilet.Tak ada rumah, hanya sebuah bangunan yang merupakan pos penjagaan perbatasan.Abis itu, saya dongg tidak ingin melewatkan pemandangan yang Subhanallahh...indahnya.Gunung, Kabut, semilir angin dan hawa sejuk karena memang sudah sore.Sepanjang perjalanan hingga tiba di perbatasan, kondisi jalan memang baik, aspal butas.Meski dengan tikungan dan tanjakan yang gilaaa benar!Hehehe...

di perbatasan Sulawesi Tengah - Gorontalo
Pas mau lanjut berangkat, pak sopir ngasih bocoran, kalau tidak lama lagi, jalanan akan berganti dengan jalan berbatu dan berlumpur.Apalagi pas waktu itu agak-agak musim hujan.Selepas perbatasan, di sepanjang perjalanan, seingat saya tak ada rumah-rumah penduduk yang kami lalui.Yang ada hanya hutan-hutan-dan hutan! Mobil berjalan di jalur yang sebelah kiri gunung dan sebelah kanan jurang.Ada juga jalur, kiri-kanan jurang.Trus, jalur yang kita lewat di tengah-tengah gunung yang diledakkan, membelah gunung.Bahkan karena masih dalam tahap perintisan dan pembangunan, ada jalur yang sebelah kirinya jurang, tak ada pembatas pula!Ih, ngeri, saya sampe menutup mata lewat jalur tersebut, mana tanjakan lagi.Gak kebayang deh kalo ban mobil slip.Syukurlah sopirnya profesional dan menguasai medan.Meski beberapa teman saya di mobil lain, harus beberapa kali berhenti karena muntah-muntah.Huweks!Sayapun membayangkan yang indah-indah, takut ketularan mual plus muntahnya!Hihihi...
Berusaha mencari PW alias posisi wuenak adalah target saya selanjutnya.Bahu nyandar, lama-lama pegal, badan condong ke depan lama-lama pusing karena terguncang-guncang.Mau angkat kaki kesannya gak sopan.Kaki disilangkan lama-lama pegal minta ampun.Mau jongkok gak mungkin.Jangan dikata bahu dan pantat saya. Pegalnya mantap deh!!! Hikss...Akhirnya, dengan niat yang baik, tulus, ikhlas, hihihi...saya dapat tertidur beberapa menit.Meski kepala saya harus miring kanan miring kiri.Saya jadi ingat iklan permen anti ngantuk di TV yang settingnya di atas bus, hihihii...mirip-mirip seperti itulah.
Setelah melewati jalanan yang ‘mantap’ tersebut, masuklah kita di perbatasan kabupaten Buol.Jalan dengan aspal butas yang cukup baik.Sudah ada pemandangan perumahan penduduk.Dan yang menarik adalah banyaknya sapi! Biasanya kan sapi di tambatkan di lapangan atau di halaman.Nah, ini malah dibiarkan bebas berkeliaran.Jadi jangan heran, kalo perjalanan malam di kota ini ketemu sapi yang lagi asyik merem—melek di tengah jalan.Nampaknya, aspal yang hangat jadi pilihan untuk tempat beristirahat di malam hari di tengah cuaca dingin Buol.Tapi saya sih kasihan plus penasaran aja, sapi di Buol kok kurus-kurus sih! Gak seperti sapi perah yang sering saya liat di Gunung Perak, Sinjai Barat.Kalo mau dipotong buat diambil dagingnya kok kesannya tega amat.Sebenarnya, ini karena kurang gizi atau memang dari sononya seperti itu sih?! Ah, daripada pusing sendiri dengan pertanyaan saya, saya malah sibuk bolak-balik nanya sama pak sopir, kapan nyampenya, berapa kilo lagi, berapa menit lagi, bla..bla..coz saya kebelet pengen pipis!

suasana di kabupaten Buol
Finally, setelah perjalanan kurang lebih 9 jam, sampailah kami di Buol.Tepatnya pas didepan penginapan.Perasaan waktu itu, seperti gak sadar ini di mana yahh.Saking fly-nya dan ‘puas’nya naik mobil.Gak mikir barang-barang, langsung nyari toliet.Pas sampe di dalam penginapan, langsung disuguhi teh panas.Hmm, ada welcome drinknya juga nihh, hihii, feeling saya, akan betah di Buol, di penginapan maksudnya.Selain karena di Buol saya tidak mendapatkan referensi yang cukup bisa jalan-jalan kemana saja.

suasana ruang TV di penginapan di Buol
Wah, meski kota kecil namun penginapan kali ini cukup nyaman.Karena terdapat ruang tamu, ruang nonton TV yang bisa diakses kapan saja, bebas nyuci, kamar mandinya luas.Tamunya juga hanya kami serombongan, jadi serasa di rumah sendiri deh!Yuhuuu.....

1 komentar: