Rabu, 30 Oktober 2013

Susu Kuda Liar Yang Menggoda


Kalau ke suatu daerah pasti yang dicari pertama adalah yang khas dari daerah tersebut, khususnya yang bisa dibawa pulang alias oleh-oleh.Benar kan? 


Beberapa waktu lalu ke Lombok, saya langsung browsing oleh-oleh menarik buat dibawa pulang.Kalo sekedar kue-kuean itu sudah biasa yah.Semua daerah pasti punya.Bahkan ada beberapa daerah yang jenis oleh-olehnya sama.Sebut saja misalnya, Yogya dan Gorontalo serta Manado, semuanya punya kue pia buat oleh-oleh.

Nah, di Lombok ternyata ada oleh-oleh yang daerah lain gak punya.Pernah dengar susu kuda liar?Yup! Susu kuda yang diambil dari kuda yang tumbuh liar di savana-savana di Sumbawa.Di daerah lain mana ada, lha Sumbawa hanya ada di NTB, hehehe.

Well, akhirnya diputuskan, susu kuda liar Sumbawa sebagai target pertama.Pas jalan ke toko souvenir, pas nanya susu kuda liar, pas juga ada dijual.Perfect! Sebelum membeli, saya ingin mencoba dulu, bagaimana rasa susu kuda liar Sumbawa yang dipercaya bisa menjaga  dan meningkatkan stamina.Rasanya asam-asam kecut.Tapi bikin saya ketagihan.Disitu juga dijual madu putih, yang warnanya putih dan teksturnya kental seperti susu kental manis.Ini juga pertama kalinya saya mencicipi madu putih khas Sumbawa.Rasanya enak, kurang lebih sama dengan coklat putih kesukaanku, hehehe.Kalo tidak kuat dengan rasa asam dari susu kuda liar ini, bisa dicampur dengan madu putih.Mantap!

Teman-teman cowok serombongan saya, pada iseng gangguin, katanya buat apa beli susu kuda liar.Dan teman yang lain menimpali, kalo bisa buat menambah gairah seksual, dan tebak, mereka pun puas ngerjain saya.

Dari literatur yang saya baca, sebenarnya susu kuda sama saja dengan susu sapi dengan susu kambing.Sama- sama memiliki protein, karbohidrat, laktosa, lemak, kalsium dan mineral seperti kalium dan magnesium. Namun susu kuda liar punya keuggulan karena protein yang lebih sedikit dibanding dengan susu sapi sehingga cocok untuk bayi atau orang yang intoleransi laktosa. Susu kuda bagus untuk pencernaan karena rantai proteinnya yang lebih mudah dicerna tubuh. Dengan pencernaan yang sehat maka orang akan menjadi lebih fit.Hal itulah yang kemudian dipercaya orang bahwa susu kuda bisa meningkatkan gairah seksual padahal yang sebenarnya khasiat susu kuda lebih kepada pencernaan yang bagus dan kebutuhan gizi yang tercukupi.

Pas sampai di rumah, saya lalu menawarkan susu kuda liar ini kepada taji saya.Beliau baru-baru saja sakit diabetes, dan kadang-kadang mengeluh sakit di beberapa titik persendiannya.Alhamdulillah, pas sekali minum saja, nyeri-nyeri di persendian berkurang drastis, bahkan kemudian hilang sama sekali.Sementara saya sendiri, khasiat yang saya rasakan sih cukup luar biasa.Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, mengonsumsi susu kuda, membuat rasa lelah saya dapat teratasi dengan cepat.Badan lebih fit, metabolisme pun lancar.Tidak sampai seminggu, susu kuda yang sebotol sedang pun ludess tak bersisa.Padahal saya awalnya khawatir  jika tak ada peminat dirumah dan akan disimpan lama di kulkas.Tapi ternyata, meski disimpan lama, tak perlu khawatir karena susu kuda mengandung komponen antibakteri alami sehingga membuat susu menjadi awet.

Penasaran dengan susu kuda liar? Hmm..sepertinya harus ke NTB nih! :)

Rabu, 09 Oktober 2013

Menyimak Kehidupan Suku Sasak di dusun Ende, Lombok


Ende, adalah salah satu dusun di desa Rambitan, kecamatan Pujut, kabupaten Lombok Tengah.Kini menjadi desa Wisata, karena keunikan masyarakat dan budayanya yang mempertahankan adat suku Sasak, suku asli Lombok.

plang masuk desa wisata suku Sasak di dusun Ende
 Terletak di tepi jalan raya, desa Sasak di dusun Ende ini dengan mudahnya kita temui.Sekitar 40 menit dari Mataram.Sebuah papan nama yang cukup besar terpampang di tepi jalan, membuat siapapun yang melihat, saya yakin tertarik untuk singgah.
Dengan ditemani gerimis sore itu dan keingintahuan yang besar tentang suku Sasak, masuklah saya melewati pintu gerbang dengan arsitektur tradisional khas suku Sasak, jalan masuk agak mendaki plus agak licin akibat gerimis dan tekstur jalan yang agak berbatu.Saya menyeret wedges orens , duhh..kenapa juga lupa bawa sendal jepit yahh...hiksss
Guide yang menemani, cukup ramah.Pertama sekali, kami diajak menuju ke rumah tradisional suku Sasak.Di teras rumah, seorang wanita asli suku Sasak sudah menyambut dengan senyum yang sangat ramah.Dari senyumnya yang memperlihatkan deretan giginya yang berwarna merah itulah saya bisa menyimpulkan, bahwa  nyirih tidak hanya dilakukan oleh suku di Papua tapi juga suku Sasak.

nyirih, ternyata ada juga dalam budaya suku Sasak
Saya cukup tertarik, memperhatikan sebuah kotak sebesar ukuran kotak sepatu, terbuat dari kayu yang ternyata berisi perlengkapan nyirih.Meski ditawari, saya belum berani mencoba nyirih.Wanita tua itu, dengan ramah melayani kami foto dengannya secara bergantian.

akrab yah? seperti sahabat lama baru bertemu kembali, hihihii...
Hal kedua yang menarik perhatian saya adalah arsitektur rumahnya, yang tradisional sekali.Beratap rumbia, dengan tanpa sekat, lantai dari kotoran kerbau, iyahh...tapi tidak bau loh! Guide kami menjelaskan, kotoran kerbau dengan campuran abu jerami dan tanah liat bisa mengatur suhu di dalam ruangan dan juga di teras rumah.Jika cuaca hujan, lantai akan terasa hangat dan jika cuaca panas, lantai akan memberikan suasana dingin dan sejuk.

rumah tradisional suku Sasak

Teras yang menjadi tempat menerima tamu tersebut disebut ‘bale luar’, sementara ruangan di dalam rumah disebut ‘bale luar’.Kedua bale ini dipisahkan dengan tiga anak tangga, dengan pintu geser yang rendah, jadi kalo mau masuk rumah harus nunduk dulu.Dan ternyata, ini ada filosofinya, jadi para tamu yang datang ,menghargai tuan rumah.Sementara tiga anak tangga, merupakan simbol yang disebut  Wetu Telu, sejak dahulu dianut nenek moyang suku Sasak.

"romantic room", ruangan  (bale dalam) ini akan digunakan bagi pasangan pengantin baru
 Guide menjelaskan, bahwa akan ada pesta perkawinan di rumah tersebut.Ruangan tak bersekat  di dalam rumah sudah disiapkan untuk pasangan pengantin baru.Berkarung-karung beras tampak berjejer rapi.Kalo ruangan yang tanpa sekat itu digunakan oleh pasangan pengantin baru, maka anggota keluarga yang lain bersiap untuk tidur di teras, hihihi, tentunya tanpa perlu kuatir nyamuk dan cuaca dingin, karena lantai dari kotoran sapi tersebut sudah mengatasi hal itu.Wah, mantap!!!
Meski disebut sebagai desa wisata, kehidupan suku Sasak di dusun Ende dengan sekitar 27 KK ini berjalan seperti biasa.Sebagian bertani, mengurus ternak, menenun songket khas Lombok, dan menjadi guide, melayani tamu yang berkunjung.
kain tenun
Suasana kampung  malah sepi menurutku.Kami  berkeliling di kampung wisata yang memiliki luas sekitar 6 ha.Menikmati jejeran rumah-rumah berarsitektur tradisonal, khas suku Sasak, yang beratapkan rumbia.Lumbung sebagai tempat penyimpanan padi, nampak di beberapa sudut kampung wisata.
lumbung padi
 Di sudut lain, kami memasuki koperasi.Yang ternyata adalah sebuah bangunan tradisional , dimana didalamnya terdapat berbagai jenis kerajinan khas suku Sasak.Ada kain tenun, dan beberapa jenis kerajinan lainnya, seperti asbak, perlengkapan dapur, dan hiasan.




Berkunjung ke salah satu dusun, dari tiga dusun di Lombok  dengan budaya suku Sasak asli merupakan pengalaman yang semakin memperkaya wawasan tentang budaya Indonesia, sayangnya, saya tidak sempat berkunjung ke desa Sade yang juga merupakan desa wisata suku Sasak, Lombok.May be someday...

Sabtu, 05 Oktober 2013

Upgrade ke Business Class


Ingin berbagi pengalaman tentang upgrade dari economy class ke business class dalam penerbangan by Garuda, Makassar – Lombok

Saya setengah kaget ketika teman serombongan saya memperlihatkan boarding pass-nya yang ternyata sudah di upgrade ke business class! Saya pengen juga dong!  Tapi kok boarding pass saya nda ditukar??  Mau juga merasakan nyamannya duduk di business class.Meski saya mengakui pengalaman terbang bersama Garuda dari Gorontalo sebelumnya, membuat saya setuju jika maskapai ini memang mengutamakan kenyamanan dan keselamatan penumpang  dan service yang baik meski ketika itu saya duduk di economy class.

Dengan langkah semangat menuju waiting room, tetap dongg semangat, secara tidak lama lagi akan menjejakkan kaki di pulau Lombok, salah satu pulau yang eksotis, menurutku.Belum nyampe ke waiting room, saya di cegat oleh seorang laki2 berpakaian rapi, “mbak, ini boardingnya ditukar, upgrade ke business class”. Yaiyyy....senangnyaaaa, meski saya sudah melepaskan keinginan itu beberapa menit yang lalu, tapi namanya rejeki memang gak kemana deh!

Lanjuttt, di  waiting room nda perlu lama, karena kami segera naik ke pesawat, mencari2 seat saya yang alhamdulillahhh....dekat jendela...yeahhh...Tuhan sayang sama saya, seperti ingin memberikan kesan pengalaman terbaik dalam tur kali ini.

Well, duduk di seat business class memang terasa bedanya dibandingkan duduk di economy class.Seat yang luas, dan jarak antar kursi di depan saya yang lapang, memungkinkan kaki bergerak dengan leluasa.Baruuu saja duduk, pramugari sudah membawakan roll handuk, handuk hangat yang di gulung berbentuk kue dadar gulung, hihihi, saya pikir untuk apa, ternyata buat mengusap wajah dan tangan, duhh...segarnyaa.Tak lama setelah take-off, pramugara sigap, menggelar peralatan makan di meja depan saya.Wuihhh, peralatan makannya nda tanggung-tanggung, semuanya keramik! Kecuali sendok dkk yang tentunya dari stainless stell, dan juga lengkap dengan serbet putih, semua dengan logo Garuda.Abiss diberi dua jenis kue yang berbeda buat sarapan, yang diletakkan di piring keramik tadi, kami ditawari pilihan minum, saya memilih coffee with creme, buat nahan kantuk.
Sambil menunggu cremenya, saya menikmati sajian roti buat sarapan, karena memang penerbangan kali ini pada pagi hari.Duhhh, nikmatnyaa, sarapan kali ini rasanya seperti di kafe.Kopinya juga nikmat!Slurrrpppp.....

menu sarapan
Hanya beberapa orang dalam rombongan kami yang di upgrade ke business class.Teman saya yang di economy class, sempat melongok, membuka pembatas horden yang memisahkan kedua class tersebut.Katanya sih, jenis kuenya beda.Nyaman pula seat-nya,hehehe.

Saat ini Garuda juga memiliki GFF, Garuda Frequent Flyer, dengan menjadi anggota GFF, kita mempunyai mileage yang bisa ditukar dengan tiket gratis atau upgrade award.Aihh..seruunyaaa!!!

Jumat, 04 Oktober 2013

Butiran Merica di Kuta


Sebagai negara kepulauan, tidak susah menemukan pantai di Indonesia.Ibaratnya,kemanapun kaki melangkah, pasti ketemu pantai.

Pantai Kuta Lombok
Bahkan banyak sekali daerah di Indonesia yang saya sebut sebagai tiga dimensi, karena punya gunung, dataran rendah dan laut.Kalo punya laut pada umumnya ada pantainya bukan?! Termasuk kota saya yang tercinta ini, Sinjai.
Tapi, kali ini saya tidak akan berbagi tentang pantai-pantai di Sinjai, tapiii....tentang salah satu pantai yang terletak di Lombok.Yaiyy, ngomongin Lombok pasti langsung teringat pantai Senggigi.Tapi ini bukan pantai Senggigi yang pasirnya berwarna hitam itu.

Pernah dengar tentang pantai dengan pasir layaknya butiran merica? Yup, ini tentang pantai Kuta, salah satu pantai yang terletak di Pulau Lombok, Mataram,Nusa Tenggara Barat.Bayangkannn, pantai pasir putih, dengan butiran pasir sebesar biji merica.Saya yang sudah ‘sakaw’ pengen ketemu pantai, lantas melepas wedges dan berlari ke pinggir pantai menjejakkan kaki tak beralas di atas butiran pasir.Aww..aww....saya kaget dongg...saya pikir kaki saya tertusuk karang halus, ternyata setelah saya membungkuk, mengambil segenggam pasir dan mengamati dengan seksama, barulah saya mengerti...inilah pantai dengan butiran pasir seperti biji merica.

butiran merica, eh, butiran pasir
Suasana siang menjelang sore kala itu, nampak sepi, hanya ada beberapa orang yang bermain ombak, yang ternyata adalah pelajar.Beberapa pedagang yang menawarkan dagangan, seperti kaos lombok, tenun khas lombok, dan beberapa souvenir2 imut, yang kalo tidak pandai menawar bakal dapat harga berkali-kali lipat di atas harga normal.
  
pengunjung pantai bermain pasir
 Di pantai Kuta, saya benar2 memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, mengambil gambar, berfoto-foto, menghirup segarnya udara pantai di siang yang terik, sambil tetap menikmati butiran pasir melalui kaki yang tak beralas.Rasanya seketika itu juga ingin berganti kostum pantai dan menikmati leyeh-leyeh di pantai sambil menikmati kelapa muda..duh...heaven!

me :)
 Banyak spot menarik untuk berfoto, gunung, laut, karang dan pasir putih merupakan perpaduan yang amat sangat indah.Air laut yang jernih.Suasana pantai yang bisa di bilang cukup sepi, serasa pantai milik pribadi dehh...hihihihi...

gunung, laut, karang dan pasir, perpaduan yang sungguh..sungguh..indah!

batu karang di Lombok
Pantai Kuta berjarak sekitar 30 menit dari Bandara International Lombok  (BIL).Banyak hotel berbagai kelas yang berada didekat Kuta.Dari Mataram, seingat saya perjalanan sekitar 3jam.Kalo lagi transit di BIL, ke pantai Kuta bisa jadi pilihan menarik untuk membunuh waktu.