Kalo ditanya perjalanan darat yang mana paling
‘mengesankan’? Saya akan jawab, perjalanan darat Gorontalo-Buol 9 jam tanpa
henti.
Pernah sih, tour Surabaya-Bali-Malang-Yogya-Bandung-Jakarta.Yang waktu lebih banyak di atas bus, tapi tetap singgah makan-nginap-kunjungan.Perjalanan juga tak terasa karena jalur lurus-lurus saja ditambah suguhan pemandangan dari daerah-daerah yang kami lalui.Tapi, perjalanan menuju ke Buol ini, beda banget! Kami harus menempuh perjalanan darat melalui jalur trans Sulawesi yang sebagian masih dalam tahap perintisan dan pembangunan.Mana tanjakan plus jalur berkelok-kelok.Belokan di Camba kalah deh! Jalur Enrekang-Tator juga kalah!
Pernah sih, tour Surabaya-Bali-Malang-Yogya-Bandung-Jakarta.Yang waktu lebih banyak di atas bus, tapi tetap singgah makan-nginap-kunjungan.Perjalanan juga tak terasa karena jalur lurus-lurus saja ditambah suguhan pemandangan dari daerah-daerah yang kami lalui.Tapi, perjalanan menuju ke Buol ini, beda banget! Kami harus menempuh perjalanan darat melalui jalur trans Sulawesi yang sebagian masih dalam tahap perintisan dan pembangunan.Mana tanjakan plus jalur berkelok-kelok.Belokan di Camba kalah deh! Jalur Enrekang-Tator juga kalah!
Ketika berangkat, saya mempersiapkan diri senyaman
mungkin.Celana kain longgar, jilbab pasang, baju kaos yang gak ketat dan
menyerap keringat plus flat shoes dan
sandal sebagai cadangan.Cemilan setumpuk.Air minum.Meski saya jarang minum
sepanjang perjalanan karena gak pengen ribet cari-cari toilet di jalan.Secara
dalam rombongan saya sendirian perempuan, gak mau bikin susah deh!Hihihi...
Jalur menuju Buol, salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah
ini, cukup menantang.Hanya sopir-sopir profesional yang saya jamin bisa melalui
jalur ini.Belum lepas tanjakan, sudah ada belokan.Badan miring kanan-miring
kiri.Niat hati ingin menikmati pemandangan, tapi apa daya, pikiran saya paksa
untuk konsentrasi menikmati lagu-lagu biar tidak mual.Belum setengah
perjalanan, kami berhenti untuk makan siang bekal yang sudah dipersiapkan.Saya
memilih untuk tidak makan karena masih kenyang.Dodol khas Gorontalo jadi
pilihan saya.
Perjalanan dilanjutkan, dan saya berusaha untuk enjoy dengan
lagu-lagu yang diputar pak sopir yang ternyata adalah seorang anggota
Polisi.Orang Pomalaa yang ditugaskan di Buol.Sejam dua jam ngobrol sama pak
sopir, lama-lama saling diam-diaman.Keliatan sekali pak sopir konsentrasi bawa
mobil dan saya juga deg-degan serrr dengan jalur yang kita lalui, ditambah
tidak ingin mengganggu konsentrasinya.
Setelah kurang lebih empat jam perjalanan, kami tiba di
perbatasan Sulawesi Tengah.Hmm, saatnya mencari toilet.Tak ada rumah, hanya
sebuah bangunan yang merupakan pos penjagaan perbatasan.Abis itu, saya dongg
tidak ingin melewatkan pemandangan yang Subhanallahh...indahnya.Gunung, Kabut,
semilir angin dan hawa sejuk karena memang sudah sore.Sepanjang perjalanan
hingga tiba di perbatasan, kondisi jalan memang baik, aspal butas.Meski dengan
tikungan dan tanjakan yang gilaaa benar!Hehehe...
di perbatasan Sulawesi Tengah - Gorontalo |
Pas mau lanjut berangkat, pak sopir ngasih bocoran, kalau
tidak lama lagi, jalanan akan berganti dengan jalan berbatu dan
berlumpur.Apalagi pas waktu itu agak-agak musim hujan.Selepas perbatasan, di
sepanjang perjalanan, seingat saya tak ada rumah-rumah penduduk yang kami
lalui.Yang ada hanya hutan-hutan-dan hutan! Mobil berjalan di jalur yang
sebelah kiri gunung dan sebelah kanan jurang.Ada juga jalur, kiri-kanan jurang.Trus,
jalur yang kita lewat di tengah-tengah gunung yang diledakkan, membelah gunung.Bahkan
karena masih dalam tahap perintisan dan pembangunan, ada jalur yang sebelah
kirinya jurang, tak ada pembatas pula!Ih, ngeri, saya sampe menutup mata lewat
jalur tersebut, mana tanjakan lagi.Gak kebayang deh kalo ban mobil slip.Syukurlah
sopirnya profesional dan menguasai medan.Meski beberapa teman saya di mobil
lain, harus beberapa kali berhenti karena muntah-muntah.Huweks!Sayapun
membayangkan yang indah-indah, takut ketularan mual plus muntahnya!Hihihi...
Berusaha mencari PW alias posisi wuenak adalah target saya
selanjutnya.Bahu nyandar, lama-lama pegal, badan condong ke depan lama-lama
pusing karena terguncang-guncang.Mau angkat kaki kesannya gak sopan.Kaki
disilangkan lama-lama pegal minta ampun.Mau jongkok gak mungkin.Jangan dikata
bahu dan pantat saya. Pegalnya mantap deh!!! Hikss...Akhirnya, dengan niat yang
baik, tulus, ikhlas, hihihi...saya dapat tertidur beberapa menit.Meski kepala
saya harus miring kanan miring kiri.Saya jadi ingat iklan permen anti ngantuk
di TV yang settingnya di atas bus, hihihii...mirip-mirip seperti itulah.
Setelah melewati jalanan yang ‘mantap’ tersebut, masuklah
kita di perbatasan kabupaten Buol.Jalan dengan aspal butas yang cukup
baik.Sudah ada pemandangan perumahan penduduk.Dan yang menarik adalah banyaknya
sapi! Biasanya kan sapi di tambatkan di lapangan atau di halaman.Nah, ini malah
dibiarkan bebas berkeliaran.Jadi jangan heran, kalo perjalanan malam di kota
ini ketemu sapi yang lagi asyik merem—melek di tengah jalan.Nampaknya, aspal
yang hangat jadi pilihan untuk tempat beristirahat di malam hari di tengah
cuaca dingin Buol.Tapi saya sih kasihan plus penasaran aja, sapi di Buol kok
kurus-kurus sih! Gak seperti sapi perah yang sering saya liat di Gunung Perak,
Sinjai Barat.Kalo mau dipotong buat diambil dagingnya kok kesannya tega
amat.Sebenarnya, ini karena kurang gizi atau memang dari sononya seperti itu
sih?! Ah, daripada pusing sendiri dengan pertanyaan saya, saya malah sibuk
bolak-balik nanya sama pak sopir, kapan nyampenya, berapa kilo lagi, berapa
menit lagi, bla..bla..coz saya kebelet pengen pipis!
suasana di kabupaten Buol |
Finally, setelah perjalanan kurang lebih 9 jam, sampailah
kami di Buol.Tepatnya pas didepan penginapan.Perasaan waktu itu, seperti gak
sadar ini di mana yahh.Saking fly-nya dan ‘puas’nya naik mobil.Gak mikir
barang-barang, langsung nyari toliet.Pas sampe di dalam penginapan, langsung
disuguhi teh panas.Hmm, ada welcome drinknya juga nihh, hihii, feeling saya,
akan betah di Buol, di penginapan maksudnya.Selain karena di Buol saya tidak
mendapatkan referensi yang cukup bisa jalan-jalan kemana saja.
suasana ruang TV di penginapan di Buol |
Wah, meski kota kecil namun penginapan kali ini cukup
nyaman.Karena terdapat ruang tamu, ruang nonton TV yang bisa diakses kapan
saja, bebas nyuci, kamar mandinya luas.Tamunya juga hanya kami serombongan,
jadi serasa di rumah sendiri deh!Yuhuuu.....
nice post, trims sdah ngpost kampung sy,
BalasHapus