Mengunjungi suatu kota rasanya kurang sreg jika tidak
mengabadikan icon kota tersebut.Bisa jadi icon daerah tersebut berupa bangunan,
tempat wisata, atau monumen.
Monumen Nani Wartabone |
Pertengahan tahun ini, untuk kedua kalinya melakukan PerDin
alias Perjalanan Dinas ke Gorontalo.Salah satu propinsi di Pulau Sulawesi yang
terletak di bagian utara, dekat dengan Manado.
Sore hari, teman saya minjam motor teman pemilik
penginapan.Muter-muterlah kami keliling Gorontalo.Ini sore terakhir karena
besok rombongan sudah harus balik ke Makassar.Di pusat kota, tepatnya di
Alun-alun Gorontalo, singgahlah kami sejenak.Monumen Nani Wartabone tampak
berdiri ‘gagah’.Banyak yang berubah sejak kunjungan saya yang pertama di tahun
2009 lalu.Rasanya suasana terasa lebih luas karena letak monumen ini ‘nyambung’
dengan alun-alun Gorontalo.Sore itu suasana keliatan sepi.Hanya beberapa orang
yang duduk-duduk santai juga seorang anak muda yang bermain skateboard.
Nani Wartabone adalah (lahir 30 Januari 1907, meninggal 3
Januari 1986), yang dianugerahi gelar “Pahlawan Nasional Indonesia” pada tahun
2003, adalah putra Gorontalo dan tokoh perjuangan dari provinsi Gorontalo.Perjuangannya
dimulai ketika ia mendirikan dan menjadi sekretaris Jong Gorontalo di Surabaya
pada 1923. Lima tahun kemudian, ia menjadi Ketua Partai Nasional Indonesia
(PNI) Cabang Gorontalo. Tiga tahun sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945, ia bersama masyarakat setempat terlebih dulu
memproklamasikan kemerdekaan Gorontalo, yaitu pada tanggal 23 Januari 1942.
Prasasti peresmian |
Di dekat monumen terdapat prasasti peresmian.Monumen
tersebut diresmikan oleh gubernur Sulawesi Utara, pada tahun 1987, hmm..tiga
tahun setelah kelahiran saya.Hehe.Karena di pusat kota, menemukan monumen ini
cukup mudah.so, jika ke Gorontalo di Bumi Karawang, sempatkan jalan-jalan
kesini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar