Jalan-jalan sambil menikmati pemandangan dan keindahan alam
itu sudah biasa.Yang tidak biasa adalah jalan-jalan sambil mencari tau dan
menikmati sejarah suatu tempat yang dikunjungi.Kalo punya waktu terbatas, mengunjungi
museum menjadi pilihan terbaik.
Di Biak, saya sampe gak bisa tidur.Gara-gara kepikiran Museum
Cendrawasih yang beberapa kali lewat di depannya tapi gak sempat
singgah.Akhirnya sebelum pulang, bela-belain rental mobil buat keliling Biak,
termasuk ke Museum Cendrawasih.
Museum Cendrawasih ini gampang banget ketemunya, karena
terletak di Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Mandala, Distrik Biak Kota, Kota
Biak, Provinsi Papua, atau tepatnya berada di depan Kompleks Pangkalan TNI AU
Biak.
Dari luar aja, saya sudah excited melihat bangunan museum
tersebut.Berbentuk rumah panggung.Dengan banyak tiang penyangga. Ternyata
bentuk bangunan tersebut merupakan arsitektur tradisional khas rumah suku Biak
yang disebut dengan rumstram. Museum ini banyak menyimpan artefak peninggalan
Perang Dunia II, dan beberapa adat budaya masyarakat Papua melalui profil
beberapa suku yang tinggal di Pulau Papua, khususnya yang berada di Kabupaten
Biak Numfor.
Ketika masuk, kami disambut dengan beberapa martir, bom dan
senjata perang lainnya.Peninggalan Perang Dunia ke II.Celingak-celinguk
nyari-nyari pos buat beli tiket, gak keliatan.
Eh, pas di bawah bangunan museum,
ada dua orang bapak-bapak yang lagi ngobrol santai.Kami lantas mengutarakan
maksud kedatangan dan menjelaskan kalo saya dan seorang teman saya merupakan
rombongan tim bola Perssin.Di sambut dengan ramah oleh bapak2 tersebut, yang
ternyata salah seorang diantaranya adalah ajudan Bupati Biak Numfor.Sayangnya,
dari penjelasan bapak tersebut, museum tidak dapat dikunjungi karena masih sementara
dalam tahap renovasi.Tapi kami tetap dipersilahkan untuk mengambil foto
benda-benda peninggalan Perang Dunia II yang terdapat di halaman museum.
Sebuah tank nampak nangkring manis di samping kanan
museum.Sayangnya di badan tank banyak terdapat coretan.Di dalam tank juga saya
melihat beberapa pecahan botol.Yang tidak kalah menarik sih, martir dan senjata
perang lainnya yang terdapat di halaman depan museum.
Mengambil gambar dan berfoto-foto di depan museum saja sudah
bikin puas dan happy luar biasa.Gimana kalo bisa masuk ke dalam yah?!
Hehehe.Saya sih berharap, someday bisa datang kesini lagi.Penasaran sama
artefaknya!
kak, izin membagikan foto tank nya ya🤗
BalasHapus