Akhir-akhir ini, saya jadi
langganan becak.Khususnya untuk aktivitas Sabtu-Minggu, atau ketika ke
pasar.Memilih naik becak meski jarak dari rumah cukup dekat, daripada
terpanggang panasnya matahari di Sinjai.
Awal 2010, naik Bentor, becak-motor di Gorontalo |
Naik becak, seru juga! Kena angin
sepoi-sepoi.Tinggal duduk manis.Balas sms atau angkat telfon ketika di jalan,
tidak perlu khawatir.Ada daeng becak yang mengayuh becak.Beda ketika
mengemudikan kendaraan.Naik becak juga jadi pilihan ketika membawa beberapa
barang yang tidak dapat saya bawa dengan kendaraan bermotor roda dua.
Beberapa kali naik becak di luar
Sinjai, saya jadi membandingkan becak Sinjai atau becak Makassar dengan becak
lain yang ada di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Yogyakarta maupun
Gorontalo, yang lebih terkenal dengan Bentor,becak bermotor, becak yang
digabungkan dengan sepeda motor.
Di Sinjai, becak tidak sebanyak seperti
beberapa tahun yang lalu.Mungkin karena sudah ada pilihan transportasi lain
yang lebih cepat, ojek motor.Becak biasanya hanya mangkal di beberapa tempat yang
rame saja, seperti di pasar dan di depan swalayan.Kadang-kadang, kalo lagi
terburu-buru dan mesti nunggu becak, saya harus sabar, padahal jalan depan
rumah saya tergolong cukup ramai dilalui kendaraan, tapi tetap harus setia
menunggu becak yang mulai jarang lewat.
Kalau dibandingkan dengan becak
di Yogyakarta atau bentor di Gorontalo, becak di Sinjai agak sempit untuk
ukuran dua orang.Kurang lapang.Beda sekali dengan dengan becak di Yogyakarta
yang lapang.Soal bentor yang merupakan modifikasi antara becak dengan sepeda
motor lain lagi.Bentor punya tudung alias penutup di depan.Anginnya sih lebih
kencang lagi.Saya sarankan, naik bentor tanpa penutup depan, siapkan
sunglasses, biar mata tidak kelilipan karena debu dan cukup aman dari silaunya
cahaya matahari.Siapkan juga telinga anda untuk mendengarkan musik yang cukup
menghentak.Umumnya, bentor di Gorontalo full musik, house musik pula! Mantap
deh!
Di Indonesia, hanya satu daerah
yang melarang penggunaan becak, yaitu Jakarta.Sementara di daerah pariwisata,
seperti Yogyakarta, becak digunakan untuk mengantar turis berkeliling,
khususnya turis-turis asing.Pengayuh becak bahkan diuntungkan karena mereka
mendapat fee dari toko-toko souvenir yang disinggahi.Jadi, bayaran lima ribu
hingga 10 ribu untuk berkeliling selama tiga jam di Yogyakarta tidak masalah
bagi pengayuh becak di kota tersebut.
Tapi, ada juga sih, yang agak
kurang suka naik becak.Dibandingkan dengan alat transportasi lain, pastinya
becak yang paling lamban sampai ke tempat tujuan.Saya sih lebih suka naik
becak, bebas polusi, lebih santai, bisa liat pemandangan sekitar yang saya
lalui, dan pastinya kena angin sepoi-sepoi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar