Kamis, 18 September 2014

Touchdown Sorong, Papua Barat

Kangen Papua! Karena itu saya memutuskan mengunjungi salah satu kabupaten di provinsi Papua Barat. Kabupaten Sorong yang juga di kenal sebagai pintu gerbang menuju wilayah lain di Papua dan yang paling eksotisss adalahhh pintu gerbang menuju Raja Ampat, salah satu kabupaten di Papua Barat yang terkenal akan keindahan dan keanekaragaman biota bawah lautnya.Alasan lainnnya, karena ingin mengunjungi sahabat yang sudah beberapa tahun menetap di Sorong.

dekat jendela, Yess!!!

Saya memilih hari, meminta izin ke pimpinan di kantor dan di rumah :D .Setelah itu, memesan tiket jauh hari sebelumnya demi mendapatkan harga murah dibandingkan memesan menjelang keberangkatan.Saya memutuskan memesan tiket PP.Setelah browsing dan akhirnya  memutuskan memesan tiket di travel langganan dengan harga cukup murah, tiket seharga 1.184.000 untuk berangkat dan1.084.000 untuk pulang sudah digenggaman.Yeayy…lets start this trip!

Penerbangan ke wilayah Indonesia Timur dari Bandara Sultan Hasanuddin sebagian besar pada waktu dini hari atau menjelang subuh, sehingga pesawat akan mendarat pada pagi hari.Boarding time saya pukul 03.15  WITA maka saya memutuskan check in sekitar pukul 01.00 WITA agar bisa request ke mbak penjaga counter untuk dapat duduk di dekat jendela.Hey…I wanna get the best pic when sunrise from my plane!

Kali ini saya menumpang maskapai Sriwijaya menggunakan pesawat Boeing 737 500 yang berkapasitas penumpang 132 orang.Di pemeriksaan terakhir sebelum naik pesawat, penumpang dengan nomor kursi 12 ke atas diminta masuk melalui pintu belakang.Sedikit penasaran sih, pas naik pesawat juga kaget, karena nomor kursi terakhir adalah 22 dengan formasi 3-3.Tapiii, segera saya tersadar bahwa bandara tujuan adalah DEO Sorong, yang untuk sementara ini hanya dapat menampung pesawat berbadan kecil saja.Hehehe, saya jadi ingat, salah satu alasan untuk memilih tidak naik Garuda meski harga hanya beda sedikit saja dengan Sriwijaya, yah ituu..karena pake pesawat berbadan kecil juga, pesawat Bombardier CRJ terbaru dari Kanada yang belum memiliki fasilitas flight entertainment alias layar di depan seat yang bias buat nonton atau dengar lagu.Padahal kan dengan waktu tempuh selama dua jam, pastinya penumpang ingin mendapat hiburan di atas pesawat biar tidak boring duduk lama, hihihi.

Tapi keputusan saya memilih Sriwijaya sudah tepat!Kenapa? karena selama penerbangan saya tertidur, kecapekan setelah menempuh Sinjai-Makassar dengan naik motor di hari yang sama.Saya terbangun sekitar 45 menit sebelum pesawat mendarat.Ufuk kemerahan sudah nampak.Pramugari mulai membagikan makanan.Spagheti enak tapi dingin, a cup of agar-agar, muffin, dan segelas air mineral.Saya memaksakan mengunyah sedikit sambil mata saya tak lepas menatap keluar dari balik jendela pesawat.Menunggu moment yang tepat untuk mengambil gambar.

conveyor belt di Bandara DEO

Bandara DEO, Sorong
Sekitar pukul 06.30 pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Dominique Edward Osok, Sorong, Papua Barat.Dengan shuttle bus kami dibawa menuju ruang kedatangan.Di pintu kedatangan, kami disambut potter bandara dengan seragam hitam yang siap membawakan barang penumpang.Di sini memang tidak ada trolley, tapi sudah cukup lumayan karena sudah terdapat conveyor belt untuk bagasi, tidak seperti di bandara Kaimana, dimana penumpang mengambil bagasi langsung dari dalam gerobak dorong.Setelah mendapatkan bagasi, saya keluar menuju ruang tunggu.Senangnyaaa…menghirup udara Papua, meski masih pukul 07.00 namun matahari sudah mulai agak menyengat.Dari kejauhan bukit-bukit mengelilingi Bandara DEO, nice view.Sayangnya, saya tidak sempat mengabadikan gambar, keburu excited dengan pertemuan kakak sahabat yang datang menjemput.Yeayyy…touchdown Sorong…

2 komentar:

  1. tulisan yang mantap..tap..tap....klo saya cuma bisa bikin blog/web tapi malas nulisnya...

    BalasHapus
  2. ini tulisan pertama di tahun 2014 pak...bukan malass mungkin karena kesibukan :)

    BalasHapus