rumah adat karampuang |
Mappogau Sihanua adalah suatu pesta adat yang di gelar oleh masyarakat di puncak bukit Karampuang.biasanya di gelar seusai panen pada Oktober/November.Karampuang adalah nama sebuah dusun adat yang terletak di desa Tompobulu kecamatan Bulupoddo kabupaten Sinjai propinsi Sulawesi Selatan, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari ibukota kabupaten Sinjai.Karampuang adalah sebuah dusun atau kawasan adat, dimana masyarakat yang berdomisili di dusun ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan budaya yang diwariskan secara turun-temurun.
Pertama kali menginjakkan
kaki di dusun ini, saya terpesona dengan kawasan hutannya yang
sepintas amat sangat terjaga.Ternyata memang kawasan hutan di dalam
dusun adat ini merupakan kawasan hutan adat, tidak sembarang orang
dapat melakukan penebangan pohon di kawasan ini.Kawasan hutan adat
ini juga mendapat perhatian dari pemerintah pusat yaitu Kementrian
Kehutanan berupa penghargaan sebagai kawasan hutan adat.
hutan di kawasan adat karampuang |
Memasuki pintu gerbang
kawasan adat, kami masih harus berjalan beberapa kilometer menuju
rumah adat Karampuang, tempat diawalinya prosesi Mappogau Sihanua.Tak
perlu merasa khawatir kepanasan, karena dengan kawasan hutan yang
rimbun, banyak pepohonan, jauh dari polusi udara, menghirup udara
yang bersih dan sejuk, perjalanan menuju rumah adat Karampuang tak
terasa bahkan menyenangkan.
Bersama teman sesama
reporter, kami dipersilahkan masuk ke dalam rumah adat.Rumah Adat
Karampuang yang berbentuk panggung, beratapkan rumbia, dengan
tiang-tiang terpancang di dalam rumah.Yang unik, setelah menapaki
anak tangga, kami langsung disambut dengan dapur, hmm...tiba-tiba
saya teringat dengan rumah adat di kawasan Amma Toa Kajang Bulukumba
yang juga dapurnya berada di depan.Saya masih ingat dengan penjelasan
guru Budaya saya ketika SMU, bahwa rumah adat dengan dapur yang
berada di depan, sebagai simbol yang sarat makna akan keterbukaan dan
kejujuran.Perasaan saya ketika memasuki rumah adat Karampuang,
rasanya welcome sekali.Sepertinya kedatangan kami memang dinanti.
dapur di rumah adat karampuang |
Well, kamipun
melangkahkan kaki masuk, berbaur dengan tamu-tamu dari pemerintah
daerah serta tamu lain dan beberapa wartawan dari berbagai media yang
meliput acara ini.Kekaguman saya akan masyarakatnya yang terbuka,
welcome, sederhana, apa-adanya dan sangat menghargai tamu tak
hanya sampai disini.Dengan bagian dalam rumah yang tak bersekat, para
tamu kelihatan hampir berbaur dengan masyarakat khususnya ibu-ibu
yang sibuk mengolah bahan makan dan menyiapkan sajian bagi tamu yang
datang.Tak ada sekat, tentunya kami melihat langsung aktivitas yang
mereka lakukan.Ibu-ibu berjumlah puluhan ini, masing-masing sibuk
dengan kegiatannya, mereka bekerja namun tak sepatah kata keluar dari
mulut mereka, tenang, tak ada ribut-ribut, atau senda-gurau,
canda-tawa, semua bekerja tanpa komando seolah masing-masing mengerti
apa yang harus mereka kerjakan.
ibu-ibu menyiapkan hidangan untuk tamu |
Kami lantas mengambil
tempat agak ditengah, suasana rumah sudah hampir dipenuhi tamu
undangan.Saya duduk di dekat ibu-ibu yang lagi sibuk menyiapkan dan
mengolah bahan makanan.Saya sempatkan berbincang dengannya, dari
hasil bincang-bincang singkat, saya memperoleh informasi jika apa
yang mereka lakukan saat ini secara bergotong-royong, saling bantu,
baik dengan masyarakat di dalam kawasan adat maupun masyarakat di
luar dusun adat, baik itu dari segi bahan-bahan makanan yang
disiapkan untuk tamu dan masyarakat maupun kegiatan membersihkan
kawasan adat.Salut deh!
kue tradisional |
Tak berapa lama, seorang
ibu membawa nampan bulat besar berisi makanan dan meletakkan di
tengah-tengah kami, bersama tiga orang teman saya, kami menikmati
santapan dengan menu tradisional tersebut.Rasanya enak atau karena
lagi lapar yah! Hehehe.Setelah makan dan menikmati kue tradisional
seperti dodol, mata saya tak lepas mengamati bangunan dalam
rumah.Tiang-tiang yang terpancang di tengah rumah menarik perhatian
saya.Heiii..ada ukiran di tiang dalam rumah seperti simbol.Pastinya
simbol tersebut sarat makna.Sampai saat ini, saya belum mencari tahu
apa makna dari simbol tersebut.Mungkin suatu hari, setelah saya
mengetahuinya akan saya bagikan di blog ini :)
simbol di tiang dalam rumah adat karampuang |
Setelah menikmati makan
siang, terdengar aba-aba bahwa ritual akan segera dimulai.Beberapa
tamu nampak mulai menuruni rumah adat Karampuang, termasuk saya dan
rekan saya tentu saja. (..to be continued..)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar