Jalan-jalan pertama saya di Sorong, Papua Barat adalah ke Pulau Doom.Saya begitu penasaran ingin segera merasakan atmosfer berada di Pulau tersebut.Pulau yang dibangun dengan perencanaan yang cukup baik oleh pemerintah Belanda.Akhirnya bersama sahabat dan teman-temannya kami berangkat dari Pelabuhan Sorong dengan long boat bermesin , dengan membayar 2000 hingga 5000 rupiah per orang, tak sampai 15 menit long boat sandar di pantai Pulau Doom.
Panas terik tak terelakkan.Becak
dan ojek sebagai sarana transportasi di pulau menyambut kami.Karena ingin
menikmati suasana pulau, becak menjadi pilihan transportasi.Kena angin
sepoi-sepoi duhh...senangnya....panas pun tak kami hiraukan.
Menikmati suasana Pulau Doom,
pulau dengan lingkar pulau 4,5 kilometer, seakan membawa kami ke masa
lalu.Gedung maupun rumah-rumah peninggalan pemerintahan Belanda masih dapat kami temui di tempat ini.Tenang
dan damai.Lensa kamera saya bahkan tak henti menangkap objek yang menarik.Bagi
pecinta fotografi, Pulau Doom memiliki banyak sekali spot menarik sebagai objek
foto.Tak berlebihan jika saya menyebutnya sebagai surga bagi pecinta fotografi.
Di sepanjang perjalanan
berkeliling dengan becak.Kami melewati kuburan.Yang menarik, makam muslim dan
non muslim berseberangan.Hanya dipisahkan dengan jalan setapak.Ini bisa menjadi
salah satu bukti bahwa penganut agama dan kepercayaan yang berbeda di Pulau ini
hidup berdampingan dengan rukun dan damai.
Yang menjadi perhatian kami
selanjutnya adalah mencari lokasi bunker.Tidak hanya pada masa penjajahan
Belanda saja. Pada jaman pendudukan Jepang serta pada masa perang dunia kedua,
di kawasan Pulau Doom ini, di bangunlah lorong-lorong pertahanan yang digunakan
sebagai bunker serta untuk menunjang aktivitas peperangan pada masa itu.Lokasi
bunker berada di dekat pemukiman penduduk.Sungguh kelihatan seperti kurang
terawat.Hanya ada plang yang menjadi penunjuk dimana bunker tersebut berada.Tak
kami lewatkan berfoto di depan bunker.
Beberapa hal lain yang tak kami
lewatkan adalah menikmati keindahan Pulau Doom dari beberapa sudut.Berfoto
dengan latar belakang mercusuar yang berada di sebuah pulau tak berpenghuni di
dekat Pulau Doom.Sekedar menikmati batu-batu karang ketika air tengah surut di
belakang rumah penduduk setempat dan bercengkrama dengan anak-anak setempat
adalah pengalaman mengesankan yang membuat kami sadar betapa kayanya Indonesia
dan betapa beragamnya suku dan budaya di negara yang tercinta ini.Namun, hal
tersebut bukan penghalang bagi kami untuk saling berbagi moment indah.
Puas berfoto dengan segala bentuk
kenarsisan kami.Saatnya pulang.Masih dengan menumpang becak yang sama.Kami
diajak berkeliling pulau.Pulau Doom merupakan bagian dari Distrik Sorong
Kepulauan.Yang terdiri atas kelurahan Doom Timur dengan luas kurang lebih 2 km
persegi dan kelurahan Doom Barat dengan luas kurang lebih 1,5 km persegi.Jadi,
dengan luas tersebut, bisa kok mengeliling Pulau Doom dalam sehari.
Gedung Kesenangan, Gereja dan
bangunan-bangunan peninggalan Belanda masih menjadi pemandangan yang kami
nikmati dalam perjalanan kembali ke pelabuhan Pulau Doom.Saya membayangkan,
bagaimana dulu, Pemerintah Belanda memiliki perencanaan yang matang dalam tata
kota di Pulau kecil ini.Pulau ini dikenal juga dengan Pulau Bintang oleh
penduduk setempat.Karena dulu, Pulau ini sudah terang benderang di malam hari,
dimana kota Sorong sendiri pada masa itu masih gelap gulita. Pulau Doom ini
sudah tampak gemerlap dan terang dengan sinar lampunya sehingga terlihat
seperti bintang-bintang yang berkelip.Pembangkit listrik memang telah lebih
dulu dibangun di tempat ini.
Pulau Doom adalah pulau yang
memiliki nilai sejarah yang tinggi.Berada di tempat ini seperti kembali ke masa
lalu.Jika suatu saat takdir membawa anda ke Sorong, jangan pernah lewatkan
untuk berkunjung ke Pulau kecil yang memikat ini.Pulau Doom...semoga suatu hari
dapat menjejakkan kaki lagi di Pulau yang mengesankan ini.